Perbedaan
utama dua jenis kangkung adalah pada bentuk daun dan warna bunga. Kangkung
darat (Ipomoea Reptans) berwarna hijau terang dengan ujung
daun yang runcing. Warna bunga kangkung darat putih.
Sedangkan
kangkung air (Ipomoea Aquatica) daunnya berwarna hijau agak gelap
dengan ujung yang membulat atau lebih tumpul sehingga terlihat lebih
lebar. Warna bunga kangkung air cenderung ungu. Selain perbedaan fisik,
kebiasaan cara memanen dua jenis kangkung ini berbeda pula. Kangkung darat di
panen dengan cara dicabut, sedangkan kangkung air dipanen dengnan cara
dipotong.
Saat ini
kangkung darat lebih bnayak beredar di pasar-pasar komersial dibading kangkung
air. Kangkung air lebih banyak dikonsumsi dan ditanam secara subsisten oleh
masyarakat. Budidaya kangkung darat sangat mudah, karena sayuran ini bersiklus
panen cepat dan relative taha hama. Karena itulah harga kangkung dipasaran
relative murah disbanding jenis sayuran lain. Untuk meningkatkan nilai tambah,
kita bisa melakukann budidaaya kangkung secara organic. Harga kangkung dara
organic relative lebih tinggi.
Budidaya
kangkung darat dapat dilakukan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, budidaya kangkung darat harus mendapatkan
curah hujan dan sinar matahari yang cukup. Kangkung darat bisa diperbanyak
dengan biji da stek. Namun khusus untuk byam darat, para petani biasa
melakukannya dengan biji.
A.
Penyiapan Benih untuk Budidaya
Kangkung
Untuk mendapatkan tanaman yang baik,
tentunya harus dilakukan pemilihan benih yang baik pula. Terdapat beberapa
benih unggul kangkung yang terkenal seperti varietas Sutera dan Bangkok. Benih
sutera merupakan benih yang diintroduksi dari kangkung Hawai oleh Departemen
Pertanian pada tahun 1980-an. Namun yang banyak beredar saat ini adalah
kangkung keluaran Bisi dan Panah Merah serta kangkung asal Jawa Timur seperti
Sidoarjo. Agak sulit untuk menelusuri varietas-varietas kangkung yang beredar
dipasaran.
Benih kangkung darat yang baik adalah
benih yang daya tumbuhnya lebih dari 95 persen dan tumbuhnya tegak setidaknya
hinga umur 8 minggu. Karena kangkung darat yang tumbuh menjalar tidak begitu
dimintai pasar. Usahakan jangan menggunakan benih yang telah disimpan lebih
dari satu tahun karena produktivitasnya akan menurun.
B.
Pengolahan Lahan dan Pemupukan Dasar
Pada budidaya kangkung darat, tanah
harus diolah dengan dicangkul agar gembur kemudian buat bedengan dengan lebar 1
meter dan panjang menyesuaikan dengan petak lahan. Jarak antar bedengan 30-40
cm. fungsinya sebagai saluran drainase dan jalan untuk pemeliharaan dan
pemanenan.
Untuk budidaya kangkung organic,
siapkan pupuk dasar dari jenis pupuk organic. Bisa menggunakan pupuk kandang
yang telah matang atau pupuk kompos. Pupuk kandang lebih praktis karena tidak
perlu menyiapkannya secara intensif. Cukup mendiamkannya hingga kering sebelum
digunakan. Sementara penyiapan pupuk kompos relative lebih lama. Apabila
menggunakan pupuk kandang lebih baik pilih kotoran ayam disbanding kotoran kambing
atau sapi karena kotoran ayam lebih cepat terurai, sehingga cocok dengan
tanaman kangkung yang bersiklus panen cepat. Tebarkan pupuk tersebut di atas
bedengan, kira-kira 10 ton/hektar. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
C.
Penanaman
Penanaman
dengan cara ditebar
Penanaman
pada budidaya kangkung darat dapat ditebar langsung atau ditugal. Sementara
itu, cara disemaikan dan lalu dipindah tidak terlalu ekonomis untuk budidaya
kangkung darat. Cara ditebar langsung dilakukan dengan menebarkan benih di atas
bedengan. Cara ini cukup cepat dan cocok dilakukan ditempat yang kurang orang
atau ongkos tenaga kerja mahal. Kelemahan cara ini adalah boros pada penggunaan
benih karena bisa menghabiskan 5-10 kg benih/hektar. Cara ini memerluka pekerja
yang terampil agar hasil tebar merata. Hanya saja sulit untuk mendapatkan
kepadatan populasi tanaman yang ideal. Dimana kepadatan ideal bagi tanaman
kangkung adalah 50.000 pohon/hektar.
Penanaman
dengan cara ditugal
Enaknya
dengan cara ini kita bisa mengatur jarak tanam sehingga bisa didapatkan
kerapatan populasi tanaman yang ideal. Jarak antara lubang tugal adalah 10 x 5
cm. setiap lubang diisi 2-3 biji benih. Hanya saja dengan cara ii dibutuhkan
lebih banyak tenaga kerja karean pekerjaannya akan lebih lama. Penugalan tidak
perlu terlalu dalam karena budidaya kangkung darat tidak memerlukan perakaran
yang terlalu kuat.
D.
Pemeliharaan dan Pemupukan Lanjutan
Dalam budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang
intensif. Kangkung darat merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan
tanah sedang. Sebenarnya pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi
pada tanaman hingga siap panen. Namun hal ini sangat tergantung pada kondisi
kesuburan tanah masing-masing. Tanah yang sebelumnya bekas ditanami kacang-kacangan
relative tidak memerlukan pupuk tambahan cukup dengan pupuk organic dasar yang
telah diberikan diawal.
Hanya saja apbila tanaman terlihat kurang subur yang
ditandai dengan warna hijau yang pudar perlu dilakukan pemupuka tambahan.
Kangkung darat sangat responsive terhadap nitrogen. Apabila diperlukan bisa
diberikan pupuk organic kaya akan nitrogen seperti kotoran ayam yang telah
matang bercampur sekam atau kompos yang kaya nitrogen.
Pemeliharaan selanjutnya yang harus
diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat memerlukan banyak air untuk
tumbuh. Namun apabila curah hujan terlalu tinggi, daun yang dihasilkan akan
jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin. Setiap pagi dan sore
hari. Jika tanaman terlihat layu dan mnguning disiang hari, lakukan juga
penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangya intensitas penyiraman di
siang hari terik bisa membuat tanaman mati.
Hal selanjutnya adalah penyiangan,
walaupun kangkung merupakan tanaman siklus cepat adakalanya tanman muda kalah dengan rumpput. Terutama saat
penebaran benih awal pertumbuhan dari
benih menjadi tanaman relative agak lama sehingga potensi tersalip gulma cukup
tinggi. Apabila terjadi hal seperti ini, gulma tersebut harus cepat disingkirkan
dengan dicabut.
Hama
yang biasanya menyerang kangkung antara lain belalang, ulat grayak (Spodotera
litura) dan kutu daun dari jenis Myzus persicae dan Aphyds gossypii. Gejala
serangan ulat grayak adalah daun bolong-bolong dan pinggiran dau bergerigi
bekas gigitan. Sedangkan kutu daun membuat tanaman kerdil dan daun melengkung
karena kutu daun menyerap cairan dari tanaman.
Sementara
itu penyakit yang biasanya menyerang adalah penyakit karat putih ( Albigo
ipomoeae panduratae). Bila terserang penyakit ini akan muncul bercak putih
paada daun kemudian akan meluas. Dalam budidaya kangkung darat organic,
penanganan hama haris dilakukan secara terpadu. Utnuk mengurangi resiko
serangan hama dan penyakit perlu dilakukan rotasi tanam, mengatur jarak tanam,
dan melakukan penyiraman yang tepat, atau bila terpaksa bisa menggunakan
pestisida hayati seperti daun nimbi, gadung, dan sereh wangi.
E.
Panen dan Pemasaran
 |
Ikutan bantu panen ibuknya |
Budidaya
kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari. Pemanenan
bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dipotong dan dicabut. Khusus untuk
kangkung organic, sebaiknya pemanenan dilakukan dengan dicabut karena selera
pasar kangkung organic modern lebih memilih tanaman kangkung yang lenglap
dengan akarnya. Pemanenan dengan cara dicabut akan menghasilkan tanaman
kangkung sebanhyak 23 ton /hektar.
Sebelum
dikemas dan dikirim ke pasar, hendaknya kangkung yang telah dicabut dibersihkan
dulu dari tanah. Pencucian dilakukan dengan air mengalir atau air bersih agar
terhindar dari kontaminan-kontaminan berbahaya. Tempatkan kangkung di tempat
yang lembap dan jangan tersengat sinar matahari langsung.
Berbeda
dengan hasil budidaya konvensional, budidaya kangkung darat organic akan
menghasilkan produk organic yang bersih dari kontaminan zat kimia berbahaya. Oleh
karena itu, produknya cenderung mempunyai harga yang lebih tinggi. Sebaiknya
jangan dijual langsung kepada para pengepul yang biasanya sudah siap mengambil
langsung dar lahan. Apabila strategi pemasarannya kita jalankan, bukan tidak
mustahil keuntungan yang diperoleh juga lebih besar.
F.
Tips Pemasaran Sayur Organik
1.
Penjualan di kebun ( farm gate sale )
Apabila kebun anda mudah dijangkau,
sebaiknya buka penjualan langsung di kebun. Sasaran pembelinya adalah konsuen
akhir. Biasanya konsumen sayuran organic bersedia untuk datang langsung ke
kebun untuk memastikan produk yang dibelinya. Cara ini bisa menghemat ongkos
distribusi.
2.
Memetik sendiri ( pick your own )
Dengan berkembangnya agrowisata,
banyak kebun yang menawarkan beli dan petik sendiri. Cara seperti ini banyak
diterapkan oleh kebun-kebun organic di Lembang, Bandung.
3.
Penjualan langsung ( direct selling )
Pennjualan
langsung bisa dilakukan dengan memelihara hubungan dengan komunitas-komunitas
konsumen organic. Perlu strategi pengaturan jadwal tanam dan mengembangkan
keragaman tanaman untuk memenuhi permintaan konsumen. Kita bisa mengirimkan
sayuran ke konsumen dalam bentuk paket-paket siap konsumsi. Untuk bisa
menyediakan paket lengkap sebaiknya bekerjasama dengan sesame pembudidaya
pertanian organic lainnya.
4.
Gerai khusus di pasar ritel
Apabila
punya lobi yang baik, sayur organic bisa masuk ke pasar ritel modern. Di
ritel-ritel tersebut kita bisa meminta dibuatkan display khusus organic dan
menggunakan harga premium.
5.
Membuka toko organic
Cara
ini bisa dilakukan dengan kemitraan atau pengembangan usaha sendiri bila
memiliki modal cukup. Cara ini dipakai oleh beberapa gerai organic di Jakarta
yang bekerja sama dengan para petani organic di Bogor.
6.
Penjualan ke komunitas atau koperasi
Saat
ini masih jarang petani yang membuat grup atau kelompok khusus organic. Namun
seiring dengan semakin populernya pangan organic, asosiasi-asosiasi petani
organic sudah mulai banyak terbentuk.