Sabtu, 29 April 2017

Budidaya Bayam Cabut Organik




Budidaya bayam efektif dilakukan hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Di Indonesia terdapat dua jenis tanaman bayam (Amaranthus Spp.) yang biasa dibudidayakan para petani.
Pertama, jenis tanaman bayam cabut yang terdiri dari bayam hujau dan bayam merah. Cirinya, lebar daun relatif kecil, untuk jenis bayam hijau warnanya hijau terang agak keputih-putihan, untuk bayam merah warnanya merah hati cenderung gelap. Jenis kedua, bayam yang berdaun lebar atau bayam raja. Warna daunnya hijau tua cenderung keabu-abuan, tumbuh berdiri tegak. Cara panennya bisa dicabut atau dipotong.
Secara metode, budidaya bayam organic mempunyai perlakuan sama dengan budidaya non-organik. Perbedaannya hanya pada pemberian jenis pupuk. Sedanfkan untuk pengendalian hama, petani biasa menanganinya dengan memperbaiki kesehatan tanaman seperti pemberian pupuk, pengairan, dan menjaga kebersihan kebun.
Budidaya bayam lebih efektif dilakukan tanpa tahapan persemaian. Hal yang perlu diperhatikan adalah tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Suhu ideal berkisar antara 16-20 C, dengan kelembaban udara sedang. Namun,bayam bisa beradaptasi pada suhu panas seperti di Jakarta sepanjang  kelembabannya tinggi. Pada musim hujan, bayam tidak begitu baik tumbuhnya, daun bayam mudah rusak terkena hujan yang terus-menerus.
Berikut ini langkah-langkah melakukan budidaya bayam organic untuk bayam cabut baik yang berdaun hijau maupun merah.
A.    Penyiapan Benih Bayam

Benih untuk budidaya bayam disiapka melalui perbanyakan biji. Benih diambil dari tanaman bayam yang dipelihara hingga tua berumur sekitar 3 bulan. Apabila tanaman masih muda sudah diambil bijinya, daya simpan benih tidak lama dan tingkat perkecambahannya rendah. Benih bayam yang baik bisa disimpan hingga umur satu tahun.
Benih bayam tidak memerlukan masa dorman. Jadi, benih yang baru dipanen sebenarnya sudah siap untuk langsung ditanam. Kebutuhan beih untuk budidaya bayam adalah 5-10 kg/ha sangat tergantung pada ketampilan menebar.

B.     Pengolahan Lahan Budidaya Bayam Organik

Pertama-tama, haluskan tanah dan buat bedengan. Lebar bedengan 1 m dan tinggi 20-30 cm sedangkan panjangnya mengikuti kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm. sebaiknya bedengan membujur dari timur-barat untuk mendapatkan pencahayaan yang maksimal.
Budidaya bayam sensitive dengan keasaman tanah. Apabila derajat keasaman tanah rendah, pHnya < 6 sebaiknya dinetralkan dengan cara menambahkan kapur atau dolomite sebanyak 2-3 ton/ha. Apabila pH >7 dinetralkan dengan belerang. Tebarkan pupuk kandang, paling baik kotoran ayam, sebanyak 10 ton/ha lalu diamkan selama 2-3 hari. Kotoran ayam merupakan pupuk kandang yang sangat kaya dengan nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman bayam dan jenis sayuran daun lainnya.

C.    Penebaran Benih Ayam 
Benih bayam sangat kecil, dalam budidaya bayam biasanya benih ditebar dengan tangan atau saringan. Usahakan benih menyebar dengan baik. Kepadatan tebar benih adalah 0.5-1 gram/m2. Agar penebaran benih merata, kita juga bisa mencampurkan benih dengan tanah atau kompos lalu ditebar di atas bedengan.

D.    Perawatan Budidaya Bayam


Perawatan yang paling penting dalam budidaya adalah pengaturan air. Terutama saat awal benih ditebar. Lakukan penyiraman 2 x sehari saat musim kemarau. Jaga selalu kelembaban tanah hingga bayam berkecambah.Setelah bayan berkecambah, siangi gulma dan rumput yang tumbuh bersama kecambah bayam. Gulma akan berebut nutrisi dengan tanaman bayam.
Berikut beberapa hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya bayam, yaitu ulat daun, kutu daun, tungau, busuk basah, dan karat putih. Penanganannya adalah dengan menjaga kesehatan tanaman dengan penyiraman teratur. Jika sudah melewati ambang ekonomis yakni dengan penggunaan pestisida hayati. Pencegahan dapat dilakukan dengan budidaya tanaman sehat, mencegah timbulnya jamur dan mempertinggi kekebalan tanaman.
Menginjak usia tanaman 2 minggu, apabila daun terlihat menguning, berikan pemupukan tambahan. Pemupukan tambahan bisa menggunakan kompos atau kotoran ayam yang telah matang. Atur pemupukan sehemat mungkin untuk menjaga budidaya bayam tetap ekonomis.

E.     Panen dan Pasa Panen


Budidaya bayam bisa dipanen mulai 20 hari setelah tanam atau tinggi tanaman sekitar 20 cm. Panen dihasilkan rata-rata dalam satu hektar adalah 20 ton sedangkan pada budidaya bayam potong biasanya dipanen pada umur 1-1.5 bulan degan interval pemerikan seminggu sekali.
Setelah dipanen, cuci, dan sortir tanaman. Sebelum dikirim, bayam diikat dengan bilah bamboo setiap 50 ikatan digabungkan dalam satu gabung. Simpan hasil panen budidaya bayam ditempat teduh karena bayam termasuk taaman yang cepat layu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar