My Nickname
Oke kali ini aku pengen ngasih tau aja sih. Mungkin dijudulnya udah bisa ditebak mengenai cerita apa, tapi ya apa salahnya aku membagi cerita sedikit. So, lets start!
Namaku sebenarnya biasa aja si,, normal-normal aja untuk didenger tapi mungkin beberapa orang agak salah ngomongnya aja. Terutama orangtua, kadang pendengarannya sudah agak berkurang kali ya. Oke, nama lengkapku adalah Reka Pury Haryanti. Bisa dipanggil Reka ataupun Pury. Tergantung kamu kenal aku di mana ahahaha. Kok bisa gitu sih? Pasti kalian bertanya, kok gitu. Iyalah tempat menentukan boi.
Mengenai orangtua, aku biasa dipanggil dengan nama pertama yaitu Reka. Kalau ditanyapun aku menjawab dengan Reka. Tapi karena pendengaran mereka mungkin agak samar biasanya aku jadi Rika. Pernah kejadian dimana gitu tapi aku udah lupa si(ya orang udah lama banget maklumin aja ya).
“namanya siapa ndok?”, seorang bapak-bapak bertanya.
Aku jawab,” Reka “ dengan singkat dan agak malu.
“Rika?”, memastikan.
“Reka pak,,,” dengan sedikit menekankan pada huruf e.
“oalah iya iya”
Sering banget kayak gitu,, ya si kako jarang ketemumah gak masalah toh palingan juga udah lupa nanti.
Kalau aku lihat ya, di Indonesia ni sering banget orang dipanggil dengan nama depannya. Kebanyakan aku ngeliat dari sisi seorang pelajar ya, yang sudah belajar selama SD SMP SMA Kuliah hampir semua temen dipanggil pasti dengan nama depannya. Apalagi setiap kenaikan kelas, ganti guru, ganti sekolah pasti ada absen kan yang digunakan untuk mengecek nama-nama kita di kelas tersebut. Tapi kalau nama depan dia pakek ‘muhammad atau m atau juga moh’ itu pasti udah jelas dan gak akan dipakek untuk nama panggilan, biasanya guru akan bertanya biasanya dipanggil apa dari nama panjangnya tersebut. Selama aku sekolah di sekolah dengan awalan S, aku selalu dipanggil dengan nama depanku, iyap “Reka” untuk sehari-hari tapi berubah sejak aku masuk kuliah.
Kita tahu di suaatu kampus tidak akan kita bisa apal satu angkatan kita, ya iyalah beribu-ribu orang gimana ngapalinnya ahahahha. Palingan apal satu angkatan ppku atau di departemen kita. Itu aja udah banyak banget dan terkadang lupa karena udah lama gak ketemu. Ketika aku di ppku, yaitu apa ya istilah satu tahun awal di kampus untuk mempelajari materi-materi SMA lagi tapi agak dikembangin dikit lagi sama beberapa barulah ya. Ada temen sekelas yang namanya sama. Nama panjangnya si beda tapi panggilannya sama, kan jadi bingung yak.
Satu hari, dosen masih belom dateng ato jam kosong gitu lupa. Inisiatif komti atau ketua kelas akhirnya kita kenalan satu-satu karena kita masih awal-awal belom pada kenal semua. Berdiri sama nyebutin nama panjang dan panggilan.
“oke, karena kosong mending kita ngenalin nama lagi deh boar pada hapal”, ajak komti.
Anak-anak pada setuju dan dimulai dari ujung terus mengular sampai belakang. Saat aku nyebut nama,,,,,,,,,
“Perkenalkan, nama saya Reka Pury Haryanti, bisa dipanggil Reka asal Jawa Timur”.
Ketika agak belakang-belakang (aku duduk tengah) aku denger ada yang berkenalan dengan nama panggilan yang sama, tapi cowok. Spontan aku noleh buat ngeliatkan kok sama namanya siapa tu yang mana.
“kenalin nama gua Rekadia Kusuma, bisa dipanggil reka, asal Bekasi(kalo gak salah)”, ucap cowok itu.
Lah semua sekelas bingungkan, kok sama trus kalo manggil satu dua-duanya bisa noleh dong. Beda kalau diluar kelas, tapikan kita berada didalam kelas sama labkan mayoritas karena sebagai mahasiswa. Oke, akhirnya aku nentuin nama panggilan baaru untuk kuliah.
“lah kok sama-sama reka, ahaahha. Kamu ada panggilan lain gak”, ucapku.
“lah iya ya, gak ada, gua biasa dipanggil itu”, jawabnya.
“ya udah deh aku dipangggil pury aja”, singkatku.
“oke, ini pury itu reka ya”, komti menegaskan.
Mulai sejak itulah aku dipanggil dengan nama “Pury”. baru kali ini di tempat belajaar aku dipanggil dengan nama itu padahal selama hampir 12 tahun dipanggil dengan reka. Gak masalah si toh masih tetep namaku kan. Terkecuali temen sekamar asrama sama temen-temen lorong asrama, karena diawal masuk aku perkenalan dengan nama reka, jadi mereka memanggilku dengan reka.
Semenjak aku dipanggil Pury, aku merasa itu lebih pakai hati. Entah kenapa aku lebih menyukainya. Padahal aku nggak ngerti apa artinya wkwkkw. Tapi setahuku selama ini Pury sering dipakai sama kerabatku dari sisi ibu, hampir semuanya baik saudara-saudara atau tetangga dari rumah kelurga ibu semua memanggilku dengan pury, bukan reka. Kalau dari sisi keluarga bapak, ada juga si tapi kebanyakan pakek Reka.
Semenjak kecil, aku sering dipanggil juga dengan kata ini. Entah ini emang namanya atau cuma plesetan dari nama tengahku. Kata itu adalah ‘cepur’. yap aku sering juga dipanggil dengan nama itu. Kalau diubah jadi sebuah g erakan, cepur atau nyepur adalah ketika mulutmu atau bibir kamu majuin bareng-baareng kedepan kayak bebek, kalau bahasa sekarang duckface. Mungkin aku sering gitu apa ya dari kecil, makanya dipanggil gitu, sedikit jelek ya ahahaha. Tapi gak apa lucu juga si dipikir-pikir.
Satu lagi panggilan nama ku yang diplesetin dan dipakai juga sampai sekarang. Ini lebih ngena dihati dibanding dengan pury. Nama iru adalah ‘Pung’. yah, kayak nama apa ya mungkin efek suara, pung pung pung. Ini berawal dari aku punya adik kembar yang dulunya belum bisa ngomong huruf r dengan jelas, dan entah dari cletukan ibu atau orang lain manggil nama mbak pury jadi mbak pung. Semenjak itulah adikku dan orang skitarku kadang manggil dengan nama pung.
Dikampus, aku hanya bercerita kepada beberapa orang dengan nama panggilanku itu. Ya mungkin orang deket yang tau nama panggilan untukku dari adik-adikku. Beberapa temenkupun akhirnya jadi memanggil dengan nama itu. Terkadang aku merasa tersentuh ketika temeku manggil dengan nama itu, entah mereka emang cuma sekedar manggil mungkin ya tapi bagiku itu beda. Aku merasa kalau temenku yang manggil dengan nama itu mereka berarti lebih dekat denganku bukan sekedar teman biasa. Bukan berarti ada apa-apa, tapi aku sendiri merasa kalau mereka adalah keluargaku karena memanggilku dengan nama tersebut. Hehehhe
Setiap nama memiliki arti dan makna masing-masing, muncul ketika situasi atau kejadian yang unik dan akhirnya jadi nama sehari-hari. Penting masih baik untuk diucapkan, bukan nama yang menjelekkan. Oke mungkin cukup itu aja si cerpen masalah nama panggilanku. Thanks semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar